Faktanatuna.id, NASIONAL– Kementerian Agama (Kemenag) resmi mengubah peran madrasah. Tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama dan akademik, kini madrasah juga menjadi pusat layanan dan perlindungan kesehatan anak.
Transformasi ini sejalan dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Fokusnya adalah deteksi dini, bukan hanya pengobatan setelah anak jatuh sakit. Anak-anak akan diperiksa sejak mereka masih sehat, sebagai upaya preventif.
“MIN 8 ini hanyalah contoh dari ribuan madrasah yang akan melaksanakan pemeriksaan serupa,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno.
Program ini menyasar lebih dari 282.000 satuan pendidikan, dengan target sekitar 58 juta siswa di seluruh Indonesia.
Menurut Suyitno, program ini tidak hanya menyasar madrasah, tetapi juga pondok pesantren dan satuan pendidikan keagamaan lainnya, seperti:
-
Sekolah Kristen
-
Sekolah Katolik
-
Sekolah Hindu
-
Sekolah Buddha
Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sangat lengkap. Terdiri dari 13 jenis pemeriksaan, antara lain:
-
Pengukuran tekanan darah
-
Tes mata
-
Pengukuran tinggi dan berat badan
-
Wawancara riwayat penyakit
“Kesehatan adalah fondasi dari pendidikan. Anak yang sehat akan lebih siap belajar, lebih kuat menghadapi masa depan, dan lebih berdaya dalam kehidupan sosialnya,” tegas Suyitno.
Kemenag menilai madrasah sangat strategis untuk menjangkau anak-anak secara langsung. Melalui jaringan satuan pendidikan keagamaan yang luas, program ini dapat menjangkau berbagai wilayah di Indonesia.
Suyitno menambahkan, Kemenag siap mengawal langsung implementasi CKG hingga ke pelosok daerah. Upaya ini akan dilakukan bersama kementerian terkait dan pemerintah daerah.
“Kemenag hadir bukan hanya sebagai penyelenggara pendidikan, tetapi juga sebagai solusi nasional untuk menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan unggul,” jelasnya.
Melalui program ini, pemerintah berharap kualitas kesehatan dan pendidikan anak Indonesia dapat meningkat secara beriringan.












