Faktanatuna.id, NASIONAL – Harga Minyak Global Melonjak sekitar 1 persen pada perdagangan Senin, 24 November 2025. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya spekulasi di pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) akan melakukan pemotongan suku bunga acuan pada bulan Desember.
Minyak Brent ditutup naik 1,3 persen menjadi 63,37 Dolar AS per barel, sementara minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) menguat 1,3 persen ke 58,84 Dolar AS per barel. Kenaikan harga ini terjadi setelah kedua acuan tersebut sempat menyentuh level terendah sejak akhir Oktober lalu.
Spekulasi Suku Bunga dan Pasar Tenaga Kerja AS
Faktor utama yang mendorong Harga Minyak Global Melonjak adalah adanya Spekulasi Suku Bunga The Fed. Gubernur The Fed, Christopher Waller, mengisyaratkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih lemah membuka peluang untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga.
Suku bunga yang lebih rendah secara tradisional mendorong pertumbuhan ekonomi dan, akibatnya, meningkatkan permintaan minyak. Hal ini memicu sentimen bullish di pasar komoditas. Namun, analis global masih terbelah mengenai apakah The Fed akan benar-benar memangkas suku bunga dalam pertemuan Desember, mengingat data tenaga kerja yang masih belum konsisten.
Perang Rusia-Ukraina dan Risiko Geopolitik
Selain faktor moneter, risiko geopolitik juga memperkuat kenaikan harga. Meskipun kedua negara, Rusia dan Ukraina, berupaya mempersempit perbedaan dalam proposal perdamaian, analis menilai pasar terlalu cepat menurunkan “premi risiko” geopolitik.
Analis berpendapat bahwa risiko perang yang bisa kembali berkepanjangan dinilai masih kuat. Penurunan premi risiko yang berlebihan dinilai tidak tepat, sehingga pasar melakukan reassessment risiko geopolitik yang turut mendukung kenaikan harga minyak.
(*Drw)












