Bola  

Manajemen Inter Milan Rekrut Eks Petinggi Juventus untuk Perkuat Finansial

Ilustrasi kekuatan finansial Inter Milan. Foto : Dibuat AI

FAKTA GRUP – Inter Milan telah merekrut Giorgio Ricci, mantan Chief Revenue Officer Juventus, untuk mengisi posisi Chief Revenue Officer (CRO) yang bertanggung jawab memperkuat keuangan klub. Ricci, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Chief Commercial Officer di Inter pada periode 2012-2014, diyakini memiliki pengalaman luas dalam mengelola pendapatan komersial klub.

“Kami sangat menyambut kedatangan Giorgio Ricci. Sebagai CRO, ia akan menjadi bagian penting dalam upaya penguatan finansial klub. Pengalaman dan pengetahuannya akan membantu Inter mencapai kesuksesan di dalam maupun luar lapangan,” ujar Giuseppe Marotta, Presiden dan CEO Olahraga Inter Milan, melalui pernyataan yang dilansir dari laman resmi klub.

Ricci memiliki lebih dari dua dekade pengalaman di bidang konsultasi, pemasaran, dan pengelolaan pendapatan untuk klub-klub top di Italia. Sebelum kembali ke Inter, ia sempat mendirikan firma konsultan olahraga, Alevit Consulting.

Ricci menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Luca Danovaro, yang memilih meninggalkan Inter untuk mengejar peluang karir lainnya di luar klub. Alessandro Antonello, CEO Inter Milan, menyebut Ricci akan memainkan peran kunci dalam mendorong inovasi dan digitalisasi di Inter, serta membantu klub mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

“Giorgio akan membantu klub untuk terus berinovasi dan mengembangkan strategi digital yang mendukung ambisi kami untuk masa depan yang lebih stabil,” ujar Antonello.

Ricci sendiri menyatakan kebanggaannya bisa kembali ke Inter Milan. “Saya merasa terhormat bisa bergabung lagi dengan Inter Milan. Saya berbagi visi yang sama dengan tim manajemen dalam upaya memastikan masa depan yang kuat untuk klub. Saya siap berkontribusi bagi kesuksesan jangka panjang Inter, baik di level domestik maupun internasional,” ucap Ricci.

Inter Milan telah mengalami tantangan finansial yang cukup serius dalam dua tahun terakhir. Pada Mei lalu, Bloomberg melaporkan bahwa klub mengalami kerugian bersih sekitar 85 juta euro (Rp1,4 triliun) pada akhir tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2023. Bahkan pada tahun sebelumnya, Inter mencatatkan kerugian lebih besar, yaitu sekitar 140 juta euro (Rp2,39 triliun).

Kondisi keuangan ini juga menjadi alasan di balik keputusan perusahaan asal Tiongkok, Suning, untuk menjual saham mayoritas Inter Milan kepada perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Oaktree. Suning terpaksa melepaskan kendali atas Inter setelah gagal melunasi pinjaman sebesar 395 juta euro kepada Oaktree.